Pages

Subscribe:

Sunday, December 18, 2011

DESAIN DALAM KOMUNIKASI VISUAL


A. Desain Ilustrasi (Fashion Ilustration)

Fashion Illustration adalah cara menggambar desain busana dengan ukuran dan pola

penggambaran di luar aturan/ukuran normal manusia. Ciri yang paling menonjol dari jenis

gambar desain ini adalah pada penggambaran karakteristik bagian tubuh yang tidak sesuai

dengan bentuk/proporsi yang semestinya, namun tetap terlihat proporsional, estetis dan

Dalam format yang tidak memiliki shape yang jelas, gambar desain ilustrasi akan

sangat menunjang untuk kepentingan tertentu seperti pada pembuatan artikel mode dalam

suatu majalah mode, contoh koleksi pada sebuah rumah mode/butik/sanggar busana serta

pada media promosi usaha busana, karena karakternya yang estetis dan artistik.

Gambar desain ilustrasi termasuk dalam jenis gambar tingkat tinggi yang menuntut

kepiawaian dan citarasa artistic serta daya imajinatif yang tinggi dari sang desainer. Tidak

semua desainer dapat menggambar jenis desain ini dengan sukses, karena selain

menuntut criteria kemampuan di atas, juga sangat ditentukan oleh kepekaan kemampuan

dasar (bakat) yang dimiliki oleh desainer tersebut.

Tujuan pembuatan gambar fashion illustration adalah :

a. Sebagai sarana dalam mengaktualisasikan kreativitas maksimal seorang desainer, yang

biasanya ditampilkan dalam berbagai media cetak.

b. Sebagai media promosi eksistensi desainer / perusahaan

c. Sebagai ilustrasi dalam rubrik mode di berbagai media cetak.

Beberapa contoh format Fashion Illustration



B. Media Mood Board

Mood board adalah analisis tren visual yang dibuat para desainer dengan mempergunakan

guntingan-guntingan gambaran yang diperoleh dari majalah (style magazine) maupun

gambar-gambar desain karya desainer.

Tujuan dari pembuatan mood board adalah untuk menentukan tujuan, arah dan

panduan dalam membuat karya cipta bertema, sehingga proses kreativitas yang dibuat

tidak menyimpang dari tema yang telah ditentukan. Konsep mood board dibuat dengan

menuangkan ide-ide atau sumber gagasan sesuai dengan tema serta tujuan dari

pembuatan karya tersebut. Berbagai tema dapat diangkat sebagai sumber ide/gagasan

dalam proses berkreasi, yaitu dengan mengambil tema berdasarkan tren yang ada pada

zaman dahulu, masa kini dan yang akan datang. Selain dari itu tema juga dapat diambil dari

kebudayaan tradisional, modern, etnik ataupun budaya kontemporer.

Media mood board dikerjakan di atas kertas berukuran 40 cm x 40 cm atau 30 cm x

50 cm (landscape), dengan isi / materi sebagai berikut :

1. Tema dan karakter karya yang akan diangkat

2. Penggayaan busana yang sedang tren (image style)

3. Warna yang akan digunakan dalam pembuatan desain busana (image colour)

4. Corak bahan, bila akan mengangkat corak tertentu pada koleksi yang akan dibuat.

Berikut adalah contoh mood board dengan tema “Beauty of Red” yang akan dijadi-

kan panduan dalam pembuatan media promosi usaha busana (media advertising).

Langkah-langkah kegiatan pembuatan mood board :

a. Tentukan tema desain busana yang akan dibuat, misalnya “Beauty of Red”. Setelah

tema ditentukan, mulailah mengumpulkan berbagai elemen penyusun mood board

berupa berbagai gambar yang dapat menunjang terhadap tema pada mood board

tersebut.

b. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan berupa :

kertas berukuran 40 cm x 40 cm atau 30 cm x 50 cm

guntingan gambar-gambar yang satu sama lain memiliki keterkaitan dalam satu

tema

lem kertas

alat tulis dan alat gambar yang dapat mendukung estetika penampilan mood board.

gunting kertas

c. Buat Mood Board dari tema yang telah ditentukan, dengan cara menyusun

elemen-elemen pembuatan mood board berdasarkan tema yang telah ditentukan


C. Media Promosi (Advertising) pada Usaha Bidang Busana

Pada setiap tingkat usaha bidang busana (dan semua usaha perdagangan lainnya), tujuan

yang hendak dicapai ialah untuk menjual produk kepada konsumen (pangsa pasar)

tertentu. Promosi, dalam maknanya yang paling luas, adalah upaya meningkatkan

penjualan tersebut melalui iklan, publikasi, special event (even-even khusus), dan pameran.

Tujuan utama setiap fase promosi fesyen ialah untuk menghasilkan lebih banyak penjualan,

dengan cara menginspirasi konsumen/ pelanggan yang ada untuk lebih banyak membeli,

melalui upaya menarik hati konsumen akan produk yang ditawarkan.

Promosi juga melibatkan usaha mengkomunikasikan imej/keberadaan suatu produk

kepada pelanggan. Hal tersebut adalah sebuah upaya untuk menarik jenis pelanggan yang

hendak dicapai oleh barang dagangan. Karena itu, sebelum memulai usaha promosi

penjualan, setiap bisnis fesyen harus menentukan kebutuhan dan tujuannya.

Sebagian besar kegiatan promosi penjualan dalam usaha fesyen, dibuat dalam

bentuk iklan. Metode yang digunakan oleh riteler untuk mempromosikan fesyen sangat

beragam. Penjual harus memilih pendekatan yang paling sesuai dengan pilihan barang-

barang dan pelanggan, serta dengan ukuran bisnis mereka.

1. Perencanaan dan Pengarahan

Dalam merencanakan promosi, sebuah toko harus menentukan kelompok konsumen

mana yang ingin dijangkau (target pasarnya), dan imej fesyen apa yang hendak

diproyeksikannya. Idealnya, ketika sebuah perusahaan atau toko dibuka, keduanya

menetapkan suatu kebijakan mengenai imej dan pelanggannya. Namun, sebuah toko

terkadang mengubah atau meng-update imej fesyennya karena perubahan yang ada di

sekitarnya atau dalam gaya dan cita rasa fesyen yang ditawarkan.

Promosi penjualan harus menjadi bagian integral dari rencana penjualan tahunan.

Selain mempromosikan enam kemungkinan musim fesyen (liburan, resor, musim semi,

musim panas, transisi, dan musim gugur), toko – toko menjadwalkan aktifitas

tradisional selama masa kalender ritel. Hal ini termasuk pameran busana pengantin,

penjualan putih di bulan Januari dan Agustus (seprai, handuk, dan taplak meja), fitur

spesial untuk hari Natal dan hari libur lainnya, penjualan spesial untuk merayakan ulang

tahun George Washington dan Hari Kemerdekaan AS, penjualan kembali-ke-sekolah,

dan lain-lain.

Pada toko kecil, satu orang bisa menangani seluruh aktifitas promosi dengan

bantuan dari konsultan atau agensi luar. Pada toko besar, seorang pengarah promosi

penjualan mengatur atau mengkoordinasikan usaha gabungan untuk beriklan, special

event, pameran, public relation, serta kantor fesyen. Pengarah promosi penjualan

bertanggung jawab dalam menetapkan tujuan dan menyusun perencanaan umum.

Bersama-sama, pengarah promosi penjualan, pengarah pada setiap jenis promosi,

serta pembeli harus memutuskan apa dan kapan yang hendak dipromosikan, serta

bagaimana cara menjangkau terget pasar mereka.

2. Iklan Fesyen

Bagian terbesar dari bujet promosi penjualan pada toko ritel biasanya dialokasikan

untuk iklan (sekitar 1 hingga 3 persen dari penjualan), dan sebagian besar bajet iklan ini

dialokasikan untuk iklan di surat kabar. Iklan melibatkan proses perencanaan,

penulisan, desain, serta penjadwalan pengumuman komersial yang dirancang untuk

menarik perhatian pelanggan kepada suatu produk atau even fesyen. Karenanya, iklan

merupakan penggunaan waktu atau ruang di meda (seperti televisi, radio, surat kabar,

majalah, bilboard, dan surat langsung) yang dibayar.

a. Jenis Iklan

Para penjual ritel menggunakan dua jenis umum iklan. Mereka mencoba menjual

imej mereka, atau menjual item spesifik. Iklan institusional atau prestise

memberikan perhatian kepada toko (institusinya) daripada kepada jenis produk

tertentu yang hendak dijual. Fokusnya adalah imej fesyen, kepemimpinan fesyen,

kehendak baik dari komunitas, toko yang baru atau yang direnovasi, atau suatu

even spesial. Iklan merrchandise atau promosional bertujuan untuk menjual item

spesifik.

Iklan yang baik selalu direncanakan dari sudut pandang pelanggan. Dalam

iklan fesyen, pelanggan harus mampu menggambarkan bagaimana atraktif dirinya

atau bagaimana ia akan kelihatan jika memakai produk yang diiklankan. Iklan juga

harus jujur, untuk membangun kepercayaan pelanggan dan menciptakan reputasi

yang baik dari manufaktur atau toko itu.

b. Penjadwalan dan Perencanaan

Iklan dan even promosional terkadang direncanakan hingga enam bulan sebelum

penjualan dimulai. Seperti perencanaan lainnya, perencanaan iklan didasarkan

kepada pengalaman terdahulu, kondisi saat ini, dan ekspektasi di masa depan.

Perencanaan iklan adalah sebuah petunjuk untuk periode yang spesifik (misalnya

seminggu, empat bulan, atau semusim) dan untuk jumlah iklan yang hendak

dilakukan pada periode tersebut untuk menarik pelanggan. Suatu bajet disiapkan,

yang menginformasikan jumlah uang yang dialokasikan untuk iklan. Iklan ruang di

surat kabar atau waktu di radio atau televisi harus dikontrak. Sebuah timetable

disusun untuk memberikan detail produksi iklan yang akan dilakukan, dan oleh

siapa, untuk memenuhi tenggat waktu media.

c. Media

Agar efektif, iklan fesyen harus diperhatikan. Dalam beriklan, media adalah istilah

umum yang digunakan untuk mencakup seluruh metode penyiaran pesan penjual-

an. Pemasang iklan harus memilih media paling baik dalam mempromosikan suatu

even atau paling baik dalam menjangkau target pasar spesifik. Media ini meliputi

surat kabar, majalah, radio, televisi, billboard, pameran, dan surat langsung. Pada

umumnya, iklan fesyen berorientasi visual, dengan filosofi "mengapa harus

menceritakannya jika bisa memperlihatkannya."

Keputusan dibuat tidak hanya mengenai media umum mana yang hendak

digunakan, namun juga mengenai stasiun radio atau televisi, surat kabar, atau

majalah mana yang akan menjangkau pelanggan yang sesuai dengan barang

dagangan spesifik. Setiap kelompok pelanggan memiliki cita rasa, pemikiran, dan

minat yang berbeda-beda, dan karenya merespon media yang berbeda pula. Biro

atau agensi iklan harus menentukan kombinasi media paling mungkin untuk

menjangkau target pasar khusus.

Beberapa iklan biasanya ditempatkan pada media yang beragam untuk saling

mendukung dan menguatkan kampanye. Untuk mengimbangi spot radio komersial

yang menjangkau pengendara mobil, toko juga harus menempatkan materi yang

sama pada surat kabar, untuk menjangkau penumpang bus dan kereta api.

Pengulangan merupakan bagian penting dalam iklan, karena dapat menahan

minat masyarakat. Konsistensi juga sama pentingnya. Iklan yang sama yang

dibacakan di radio setiap hari, atau iklan fesyen dengan ilustrasi yang sama yang

dimuat pada halaman yang sama dalam surat kabar, membuat masyarakat

menyadari nama toko atau merek, dan juga pesan fesyennya.

d. Departemen Iklan pada Toko Ritel

Karena memasang banyak iklan di surat kabar, kebanyakan toko ritel besar memiliki

departemen iklannya sendiri. Pengarah departemen iklan mengawasi tiga divisi:

seni, salinan, dan produksi.

1) Divisi Seni

Divisi seni bertanggung jawab untuk tata letak, sketsa iklan yang diingin-kan.

Seniman departemen atau freelance membuat gambaran terakhir, atau

fotografer mengambil foto. Penggunaan fotografi saat ini sangat populer karena

kualitas realistiknya dalam iklan promosi atau direct-selling. Ilustrasi terutama

sesuai dengan iklan institusional, di mana pembuatan ilusi menjadi penting.

2) Divisi Redaksi

Penulis salinan menghasilkan kata-kata dalam iklan. Penulis yang baik

menggambarkan pelanggan yang membaca iklan dan menulis untuk mereka.

Salinan penjualan, yang menekankan nilai, cukup berbeda dengan salinan

bercita rasa tinggi, yang mengutamakan glamor.

3) Divisi Produksi

Departemen produksi menggabungkan seluruh bagian iklan ke dalam komposisi

mekanis sesuai dengan tata letak. Merupakan tanggung jawab teknisi mekanis

untuk melihat apakah iklan yang dihasilkan sama dengan ide dan layout semula.

Departemen ini bertanggung jawab pula dalam trafik, peletakan artwork dan

salinan di toko, pencetak, pengukir, fotografer, surat kabar, serta stasiun radio

dan televisi. Seniman pemula sering memulai dengan kerja penyatuan di

departemen produksi ritel.

3. Publikasi

Publikasi ialah penyebaran informasi secara sukarela mengenai orang, even spesial,

atau topik yang layak diberitakan melalui beragam media komunikasi. Publikasi

membantu promosi penjualan produk fesyen dengan membuat gaya, manufaktur,

riteler, tren atau aspek fesyen lainnya dikenal masyarakat. Tidak ada biaya media untuk

publikasi, namun karena hal itu publikasi sulit didapat. Editor media memilih materi yang

akan digunakannya karena mereka berpikir hal itu adalah minat masyarakat. Media juga

menentukan bagaimana, kapan, dan di mana pesan itu akan digunakan.

4. Memperoleh Publikasi

Riteler berharap dapat mempublikasikan namanya dengan cara menarik perhatian

kepada perkembangan yang layak diberitakan di toko mereka. Mereka bahkan bisa

mengadakan even seperti pameran busana atau penampilan artis untuk memperoleh

publikasi. Toko memberikan informasi kepada media mengenai even atau topik dengan

harapan dapat dipublikasikan oleh media.

Riteler membuat rilis publikasi ke setiap media. Rilis berita ialah pernyataan

tertulis mengenai fakta pentign tentang orang, tempat, atau even yang akan datang,

dan seringkali disertai foto mengkilap. Banyak rilis dan foto diberikan oleh penjual.

Materi publikasi dikirimkan kepada media melalui bagian relasi publik atau bagian

fesyen, tergantung kepada kesesuaiannya dengan topik atau even itu.

5. Media yang Memberikan Publikasi

Untuk mendapatkan keuntungan publikasi secara maksimal, riteler mengirimkan materi

publikasi kepada media yang audiensnya diperkirakan paling tertarik kepada pesan itu.

Riteler mencoba mendapatkan publikasi baik di media cetak maupun elektronik. Editor

fesyen di surat kabar sering menggunakan foto dan informasi publikasi dalam artikel

mereka.

Majalah fesyen memberikan publikasi kepada toko ritel dalam bentuk kredit

editorial—penyebutan nama toko sebagai sumber produk yang ditampilkan dalam

editorial majalah.

Radio dan televisi juga memberikan publikasi, terutama kepada pemasang iklan

mereka. Sebetulnya, salah satu kekurangan publikasi di semua media ialah bahwa

ruang atau waktu editorial diberikan terutama kepada pemasang iklan.

6. Evaluasi

Pada akhir even promosi atau kampanye iklan, penjualan dianalisis dan keefektifan

promosi dievaluasi. Iklan dapat dievaluasi dengan volume penjualan dalam dolar.

Namun, sangat sulit jika penjualan dianalisis dengan pajangan atau even spesial.

Misalnya, kecuali pameran busana diadakan di tengah departemen dan orang tetap di

situ untuk berbelanja, siapa yang bisa membuktikan nilai even tersebut Itulah sebabnya,

ketika bajet diperkecil, even spesial seringkali menjadi korban pertama. Manajemen

mengevaluasi efektifitas promosi dan membuat rekomendasi untuk tahun depan.

Sebuah siklus lain lengkap sudah: perencanaan yang dibuat, dilaksanakan, dan

dievaluasi.


D. Pembuatan Desain Ilustrasi (Fashion Ilustration) pada Media Advertising

Media advertising sebagaimana telah diuraikan di muka adalah sarana yang sangat efektif

dalam menjalankan kegiatan promosi perusahaan. Berbagai bentuk produk media promosi

usaha bidang busana dapat dibuat, seperti pada pembuatan press release, pamphlet,

reportase mode, kemasan dan berbagai produk cindera mata seperti jam dinding, dompet,

tas/kantong, almanak dan sebagainya. Namun demikian, hal yang paling penting untuk

diperhatikan pada saat membuat media advertising adalah aspek keindahan pada

penyajian/perwajahannya, selain dari informasi yang akan disampaikan.

Salah satu aspek keindahan yang dapat dimunculkan pada media advertising

bidang busana adalah dengan mengangkat tema koleksi busana yang akan dimunculkan

dalam format fashion illustration, serta dalam olahan layout grafis yang sangat menekankan

aspek estetika.

Pengolahan layout media advertising atau reportase mode dapat dilakukan melalui

proses editing dengan mengoperasikan program Corel Draw, Adobe Photoshop, Microsoft

Word, 3D Studio Max atau software-software lainnya yang dapat dioperasikan untuk

membuat lay out grafis.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment