A. Desain Ilustrasi (Fashion Ilustration)
Fashion Illustration adalah cara menggambar desain busana dengan ukuran dan pola
penggambaran di luar aturan/ukuran normal manusia. Ciri yang paling menonjol dari jenis
gambar desain ini adalah pada penggambaran karakteristik bagian tubuh yang tidak sesuai
dengan bentuk/proporsi yang semestinya, namun tetap terlihat proporsional, estetis dan
Dalam format yang tidak memiliki shape yang jelas, gambar desain ilustrasi akan
sangat menunjang untuk kepentingan tertentu seperti pada pembuatan artikel mode dalam
suatu majalah mode, contoh koleksi pada sebuah rumah mode/butik/sanggar busana serta
pada media promosi usaha busana, karena karakternya yang estetis dan artistik.
Gambar desain ilustrasi termasuk dalam jenis gambar tingkat tinggi yang menuntut
kepiawaian dan citarasa artistic serta daya imajinatif yang tinggi dari sang desainer. Tidak
semua desainer dapat menggambar jenis desain ini dengan sukses, karena selain
menuntut criteria kemampuan di atas, juga sangat ditentukan oleh kepekaan kemampuan
dasar (bakat) yang dimiliki oleh desainer tersebut.
Tujuan pembuatan gambar fashion illustration adalah :
a. Sebagai sarana dalam mengaktualisasikan kreativitas maksimal seorang desainer, yang
biasanya ditampilkan dalam berbagai media cetak.
b. Sebagai media promosi eksistensi desainer / perusahaan
c. Sebagai ilustrasi dalam rubrik mode di berbagai media cetak.
Beberapa contoh format Fashion Illustration
B. Media Mood Board
Mood board adalah analisis tren visual yang dibuat para desainer dengan mempergunakan
guntingan-guntingan gambaran yang diperoleh dari majalah (style magazine) maupun
gambar-gambar desain karya desainer.
Tujuan dari pembuatan mood board adalah untuk menentukan tujuan, arah dan
panduan dalam membuat karya cipta bertema, sehingga proses kreativitas yang dibuat
tidak menyimpang dari tema yang telah ditentukan. Konsep mood board dibuat dengan
menuangkan ide-ide atau sumber gagasan sesuai dengan tema serta tujuan dari
pembuatan karya tersebut. Berbagai tema dapat diangkat sebagai sumber ide/gagasan
dalam proses berkreasi, yaitu dengan mengambil tema berdasarkan tren yang ada pada
zaman dahulu, masa kini dan yang akan datang. Selain dari itu tema juga dapat diambil dari
kebudayaan tradisional, modern, etnik ataupun budaya kontemporer.
Media mood board dikerjakan di atas kertas berukuran 40 cm x 40 cm atau 30 cm x
50 cm (landscape), dengan isi / materi sebagai berikut :
1. Tema dan karakter karya yang akan diangkat
2. Penggayaan busana yang sedang tren (image style)
3. Warna yang akan digunakan dalam pembuatan desain busana (image colour)
4. Corak bahan, bila akan mengangkat corak tertentu pada koleksi yang akan dibuat.
Berikut adalah contoh mood board dengan tema “Beauty of Red” yang akan dijadi-
kan panduan dalam pembuatan media promosi usaha busana (media advertising).
Langkah-langkah kegiatan pembuatan mood board :
a. Tentukan tema desain busana yang akan dibuat, misalnya “Beauty of Red”. Setelah
tema ditentukan, mulailah mengumpulkan berbagai elemen penyusun mood board
berupa berbagai gambar yang dapat menunjang terhadap tema pada mood board
tersebut.
b. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan berupa :
kertas berukuran 40 cm x 40 cm atau 30 cm x 50 cm
guntingan gambar-gambar yang satu sama lain memiliki keterkaitan dalam satu
tema
lem kertas
alat tulis dan alat gambar yang dapat mendukung estetika penampilan mood board.
gunting kertas
c. Buat Mood Board dari tema yang telah ditentukan, dengan cara menyusun
elemen-elemen pembuatan mood board berdasarkan tema yang telah ditentukan
C. Media Promosi (Advertising) pada Usaha Bidang Busana
Pada setiap tingkat usaha bidang busana (dan semua usaha perdagangan lainnya), tujuan
yang hendak dicapai ialah untuk menjual produk kepada konsumen (pangsa pasar)
tertentu. Promosi, dalam maknanya yang paling luas, adalah upaya meningkatkan
penjualan tersebut melalui iklan, publikasi, special event (even-even khusus), dan pameran.
Tujuan utama setiap fase promosi fesyen ialah untuk menghasilkan lebih banyak penjualan,
dengan cara menginspirasi konsumen/ pelanggan yang ada untuk lebih banyak membeli,
melalui upaya menarik hati konsumen akan produk yang ditawarkan.
Promosi juga melibatkan usaha mengkomunikasikan imej/keberadaan suatu produk
kepada pelanggan. Hal tersebut adalah sebuah upaya untuk menarik jenis pelanggan yang
hendak dicapai oleh barang dagangan. Karena itu, sebelum memulai usaha promosi
penjualan, setiap bisnis fesyen harus menentukan kebutuhan dan tujuannya.
Sebagian besar kegiatan promosi penjualan dalam usaha fesyen, dibuat dalam
bentuk iklan. Metode yang digunakan oleh riteler untuk mempromosikan fesyen sangat
beragam. Penjual harus memilih pendekatan yang paling sesuai dengan pilihan barang-
barang dan pelanggan, serta dengan ukuran bisnis mereka.
1. Perencanaan dan Pengarahan
Dalam merencanakan promosi, sebuah toko harus menentukan kelompok konsumen
mana yang ingin dijangkau (target pasarnya), dan imej fesyen apa yang hendak
diproyeksikannya. Idealnya, ketika sebuah perusahaan atau toko dibuka, keduanya
menetapkan suatu kebijakan mengenai imej dan pelanggannya. Namun, sebuah toko
terkadang mengubah atau meng-update imej fesyennya karena perubahan yang ada di
sekitarnya atau dalam gaya dan cita rasa fesyen yang ditawarkan.
Promosi penjualan harus menjadi bagian integral dari rencana penjualan tahunan.
Selain mempromosikan enam kemungkinan musim fesyen (liburan, resor, musim semi,
musim panas, transisi, dan musim gugur), toko – toko menjadwalkan aktifitas
tradisional selama masa kalender ritel. Hal ini termasuk pameran busana pengantin,
penjualan putih di bulan Januari dan Agustus (seprai, handuk, dan taplak meja), fitur
spesial untuk hari Natal dan hari libur lainnya, penjualan spesial untuk merayakan ulang
tahun George Washington dan Hari Kemerdekaan AS, penjualan kembali-ke-sekolah,
dan lain-lain.
Pada toko kecil, satu orang bisa menangani seluruh aktifitas promosi dengan
bantuan dari konsultan atau agensi luar. Pada toko besar, seorang pengarah promosi
penjualan mengatur atau mengkoordinasikan usaha gabungan untuk beriklan, special
event, pameran, public relation, serta kantor fesyen. Pengarah promosi penjualan
bertanggung jawab dalam menetapkan tujuan dan menyusun perencanaan umum.
Bersama-sama, pengarah promosi penjualan, pengarah pada setiap jenis promosi,
serta pembeli harus memutuskan apa dan kapan yang hendak dipromosikan, serta
bagaimana cara menjangkau terget pasar mereka.
2. Iklan Fesyen
Bagian terbesar dari bujet promosi penjualan pada toko ritel biasanya dialokasikan
untuk iklan (sekitar 1 hingga 3 persen dari penjualan), dan sebagian besar bajet iklan ini
dialokasikan untuk iklan di surat kabar. Iklan melibatkan proses perencanaan,
penulisan, desain, serta penjadwalan pengumuman komersial yang dirancang untuk
menarik perhatian pelanggan kepada suatu produk atau even fesyen. Karenanya, iklan
merupakan penggunaan waktu atau ruang di meda (seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, bilboard, dan surat langsung) yang dibayar.
a. Jenis Iklan
Para penjual ritel menggunakan dua jenis umum iklan. Mereka mencoba menjual
imej mereka, atau menjual item spesifik. Iklan institusional atau prestise
memberikan perhatian kepada toko (institusinya) daripada kepada jenis produk
tertentu yang hendak dijual. Fokusnya adalah imej fesyen, kepemimpinan fesyen,
kehendak baik dari komunitas, toko yang baru atau yang direnovasi, atau suatu
even spesial. Iklan merrchandise atau promosional bertujuan untuk menjual item
spesifik.
Iklan yang baik selalu direncanakan dari sudut pandang pelanggan. Dalam
iklan fesyen, pelanggan harus mampu menggambarkan bagaimana atraktif dirinya
atau bagaimana ia akan kelihatan jika memakai produk yang diiklankan. Iklan juga
harus jujur, untuk membangun kepercayaan pelanggan dan menciptakan reputasi
yang baik dari manufaktur atau toko itu.
b. Penjadwalan dan Perencanaan
Iklan dan even promosional terkadang direncanakan hingga enam bulan sebelum
penjualan dimulai. Seperti perencanaan lainnya, perencanaan iklan didasarkan
kepada pengalaman terdahulu, kondisi saat ini, dan ekspektasi di masa depan.
Perencanaan iklan adalah sebuah petunjuk untuk periode yang spesifik (misalnya
seminggu, empat bulan, atau semusim) dan untuk jumlah iklan yang hendak
dilakukan pada periode tersebut untuk menarik pelanggan. Suatu bajet disiapkan,
yang menginformasikan jumlah uang yang dialokasikan untuk iklan. Iklan ruang di
surat kabar atau waktu di radio atau televisi harus dikontrak. Sebuah timetable
disusun untuk memberikan detail produksi iklan yang akan dilakukan, dan oleh
siapa, untuk memenuhi tenggat waktu media.
c. Media
Agar efektif, iklan fesyen harus diperhatikan. Dalam beriklan, media adalah istilah
umum yang digunakan untuk mencakup seluruh metode penyiaran pesan penjual-
an. Pemasang iklan harus memilih media paling baik dalam mempromosikan suatu
even atau paling baik dalam menjangkau target pasar spesifik. Media ini meliputi
surat kabar, majalah, radio, televisi, billboard, pameran, dan surat langsung. Pada
umumnya, iklan fesyen berorientasi visual, dengan filosofi "mengapa harus
menceritakannya jika bisa memperlihatkannya."
Keputusan dibuat tidak hanya mengenai media umum mana yang hendak
digunakan, namun juga mengenai stasiun radio atau televisi, surat kabar, atau
majalah mana yang akan menjangkau pelanggan yang sesuai dengan barang
dagangan spesifik. Setiap kelompok pelanggan memiliki cita rasa, pemikiran, dan
minat yang berbeda-beda, dan karenya merespon media yang berbeda pula. Biro
atau agensi iklan harus menentukan kombinasi media paling mungkin untuk
menjangkau target pasar khusus.
Beberapa iklan biasanya ditempatkan pada media yang beragam untuk saling
mendukung dan menguatkan kampanye. Untuk mengimbangi spot radio komersial
yang menjangkau pengendara mobil, toko juga harus menempatkan materi yang
sama pada surat kabar, untuk menjangkau penumpang bus dan kereta api.
Pengulangan merupakan bagian penting dalam iklan, karena dapat menahan
minat masyarakat. Konsistensi juga sama pentingnya. Iklan yang sama yang
dibacakan di radio setiap hari, atau iklan fesyen dengan ilustrasi yang sama yang
dimuat pada halaman yang sama dalam surat kabar, membuat masyarakat
menyadari nama toko atau merek, dan juga pesan fesyennya.
d. Departemen Iklan pada Toko Ritel
Karena memasang banyak iklan di surat kabar, kebanyakan toko ritel besar memiliki
departemen iklannya sendiri. Pengarah departemen iklan mengawasi tiga divisi:
seni, salinan, dan produksi.
1) Divisi Seni
Divisi seni bertanggung jawab untuk tata letak, sketsa iklan yang diingin-kan.
Seniman departemen atau freelance membuat gambaran terakhir, atau
fotografer mengambil foto. Penggunaan fotografi saat ini sangat populer karena
kualitas realistiknya dalam iklan promosi atau direct-selling. Ilustrasi terutama
sesuai dengan iklan institusional, di mana pembuatan ilusi menjadi penting.
2) Divisi Redaksi
Penulis salinan menghasilkan kata-kata dalam iklan. Penulis yang baik
menggambarkan pelanggan yang membaca iklan dan menulis untuk mereka.
Salinan penjualan, yang menekankan nilai, cukup berbeda dengan salinan
bercita rasa tinggi, yang mengutamakan glamor.
3) Divisi Produksi
Departemen produksi menggabungkan seluruh bagian iklan ke dalam komposisi
mekanis sesuai dengan tata letak. Merupakan tanggung jawab teknisi mekanis
untuk melihat apakah iklan yang dihasilkan sama dengan ide dan layout semula.
Departemen ini bertanggung jawab pula dalam trafik, peletakan artwork dan
salinan di toko, pencetak, pengukir, fotografer, surat kabar, serta stasiun radio
dan televisi. Seniman pemula sering memulai dengan kerja penyatuan di
departemen produksi ritel.
3. Publikasi
Publikasi ialah penyebaran informasi secara sukarela mengenai orang, even spesial,
atau topik yang layak diberitakan melalui beragam media komunikasi. Publikasi
membantu promosi penjualan produk fesyen dengan membuat gaya, manufaktur,
riteler, tren atau aspek fesyen lainnya dikenal masyarakat. Tidak ada biaya media untuk
publikasi, namun karena hal itu publikasi sulit didapat. Editor media memilih materi yang
akan digunakannya karena mereka berpikir hal itu adalah minat masyarakat. Media juga
menentukan bagaimana, kapan, dan di mana pesan itu akan digunakan.
4. Memperoleh Publikasi
Riteler berharap dapat mempublikasikan namanya dengan cara menarik perhatian
kepada perkembangan yang layak diberitakan di toko mereka. Mereka bahkan bisa
mengadakan even seperti pameran busana atau penampilan artis untuk memperoleh
publikasi. Toko memberikan informasi kepada media mengenai even atau topik dengan
harapan dapat dipublikasikan oleh media.
Riteler membuat rilis publikasi ke setiap media. Rilis berita ialah pernyataan
tertulis mengenai fakta pentign tentang orang, tempat, atau even yang akan datang,
dan seringkali disertai foto mengkilap. Banyak rilis dan foto diberikan oleh penjual.
Materi publikasi dikirimkan kepada media melalui bagian relasi publik atau bagian
fesyen, tergantung kepada kesesuaiannya dengan topik atau even itu.
5. Media yang Memberikan Publikasi
Untuk mendapatkan keuntungan publikasi secara maksimal, riteler mengirimkan materi
publikasi kepada media yang audiensnya diperkirakan paling tertarik kepada pesan itu.
Riteler mencoba mendapatkan publikasi baik di media cetak maupun elektronik. Editor
fesyen di surat kabar sering menggunakan foto dan informasi publikasi dalam artikel
mereka.
Majalah fesyen memberikan publikasi kepada toko ritel dalam bentuk kredit
editorial—penyebutan nama toko sebagai sumber produk yang ditampilkan dalam
editorial majalah.
Radio dan televisi juga memberikan publikasi, terutama kepada pemasang iklan
mereka. Sebetulnya, salah satu kekurangan publikasi di semua media ialah bahwa
ruang atau waktu editorial diberikan terutama kepada pemasang iklan.
6. Evaluasi
Pada akhir even promosi atau kampanye iklan, penjualan dianalisis dan keefektifan
promosi dievaluasi. Iklan dapat dievaluasi dengan volume penjualan dalam dolar.
Namun, sangat sulit jika penjualan dianalisis dengan pajangan atau even spesial.
Misalnya, kecuali pameran busana diadakan di tengah departemen dan orang tetap di
situ untuk berbelanja, siapa yang bisa membuktikan nilai even tersebut Itulah sebabnya,
ketika bajet diperkecil, even spesial seringkali menjadi korban pertama. Manajemen
mengevaluasi efektifitas promosi dan membuat rekomendasi untuk tahun depan.
Sebuah siklus lain lengkap sudah: perencanaan yang dibuat, dilaksanakan, dan
dievaluasi.
D. Pembuatan Desain Ilustrasi (Fashion Ilustration) pada Media Advertising
Media advertising sebagaimana telah diuraikan di muka adalah sarana yang sangat efektif
dalam menjalankan kegiatan promosi perusahaan. Berbagai bentuk produk media promosi
usaha bidang busana dapat dibuat, seperti pada pembuatan press release, pamphlet,
reportase mode, kemasan dan berbagai produk cindera mata seperti jam dinding, dompet,
tas/kantong, almanak dan sebagainya. Namun demikian, hal yang paling penting untuk
diperhatikan pada saat membuat media advertising adalah aspek keindahan pada
penyajian/perwajahannya, selain dari informasi yang akan disampaikan.
Salah satu aspek keindahan yang dapat dimunculkan pada media advertising
bidang busana adalah dengan mengangkat tema koleksi busana yang akan dimunculkan
dalam format fashion illustration, serta dalam olahan layout grafis yang sangat menekankan
aspek estetika.
Pengolahan layout media advertising atau reportase mode dapat dilakukan melalui
proses editing dengan mengoperasikan program Corel Draw, Adobe Photoshop, Microsoft
Word, 3D Studio Max atau software-software lainnya yang dapat dioperasikan untuk
membuat lay out grafis.